BUDAYA SEBAGAI IDENTITAS BANGSA


            Kebudayaan bagi suatu bangsa merupakan harta yang tidak ternilai harganya. Tanpa adanya budaya, suatu bangsa akan dipandang sebelah mata oleh bangsa lain yang lebih maju dalam segi kebudayaan atau peradabanya.
Bila dipandang dari segi historis, budaya  atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta  yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku dan bahasa memiliki budaya yang berbeda-beda yang diwariskan secara turun-temurun. Budaya indonesia sendiri terdiri atas tarian, adat istiadat, pakaian daerah, lagu daerah dan lain sebagainya. Bali yang mayoritas penduduk beragama hindu memiliki kebiasaan selalu melakukan ibadah ke pura, melakukan nyepi pada hari tertentu. Jawa dengan adat istiadat, seperti sekatenan, grebeg, dan lain-lain. Begitu pula dengan Sumatra, NTT, NTB, Sulawesi, Kalimantan, serta Papua, masing-masing pulau bahkan daerah memiliki adat istiadat serta bahasanya sendiri. Kebudayaan yang sedemikian banyak tersebut haruslah kita lestarikan agar jangan hilang sebagai bentuk apresiasi terhadap kemajemukan bangsa ini.
Dewasa ini, Indonesia seperti mengalami krisis kebudayaan yang dengan semakin banyaknya pengaruh-pengaruh asing yang masuk. Pada bidang pendidikan di jawa khususnya di jawa tengah misalnya, pelajaran bahasa inggris menjadi pelajaran wajib dan mendapatkan porsi lebih banyak diabndingkan bahasa jawa bahkan ada pula beberapa sekolah yang meniadakan pelajaran bahasa jawa dari jadwalnya. Dalam bidang kebudayaan, pengaruh musik barat seolah sudah ‘merakyat’, gaya berbusananya yang dianggap ‘gaul’. Mengenakan pakaian yang terbuka seolah sudah menjadi kebiasaan. Serta berbagai jenis makanan seperti hamburger, steak, yang sebenarnya tidak jauh lebih sehat dari pada makanan tradisional indonesia.
Meskipun tidak dapat dipungkiri lagi bahwa beberapa dari pengaruh barat tersebut tidak sepenuhnya membawa dampak negatif karena untuk menjadi negara yang lebih baik lagi kita juga membutuhkan budaya asing, hanya saja harus benar-benar dipilih mana yang sesuai dengan kepribadian bangsa mana yang tidak.
Selain itu, banyaknya usaha klaim negara lain atas budaya indonesia seperti tari pendet dari Bali, serta diakuinya budaya Indonesia oleh negara lain seperti lagu daerah yang berasal dari Maluku “ Rasa Sayang-sayange”,serta “Reog Ponorogo” dari Jawa Timur oleh Malaysia. Berita terbaru menyebutkan bahwa kesenian “ Angklung” dari Jawa Barat juga akan dipatenkan oleh negara tersebut. Pada sebuah acara TV ada sebuah program dimana musik latarnya menggunakan suara gamelan yang biasanya dimainkan oleh orang jawa. Tapi pada acara tersebut beberapa alat musik diantaranya dimainkan orang luar atau bule.
Permasalahan tersebut muncul akibat dari ketidak pedulian masyarakat serta pemerintah terhadap budaya Indonesia. Pemerintah kurang memperhatikan budaya - budaya Indonesia. Dalam arti, pemerintah tidak langsung membuatkan UU perlindungan untuk setiap budaya yang ada. Sehinga budaya yang ada cenderung terlihat tidak terurus. Tidak hanya pemerintah yang bertanggung jawab atas terkikisnya budaya Indonesia, masyarakat pun ikut andil dalam permasalahan ini. Kita sebagai penduduk Indonesia kurang memperhatikan budaya Indonesia dan tidak mau melestarikan budaya negara sendiri. Hampir seluruh generasi muda lebih menyukai budaya barat dari pada budaya sendiri.
            Oleh karena itu, untuk mengatasinya harus ada kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah harus lebih memperhatikan perkembangan budaya misalnya dengan membuatkan UU perlindungan untuk semua budaya kita.
Memperkenalkan budaya-budaya lokal dengan memasukannya ke dalam kurikulum. Masyarakat pun harus lebh mencintai budaya sendiri serta ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan kebudayaan.


     Gugus         : Purbatjaraka

Komentar

Postingan Populer